No products in the cart.
Pentingnya manajemen dalam pengembangan usaha
Tulisan ini merupakan salah satu pengalaman yang kami alami secara langsung sebagai pelaku usaha di lapangan. Keberhasilan bisnis tidak lain dan tidak bukan adalah dari keberhasilan manajemen. Manajemen ini sangat mudah sebagai teori tapi sangat sulit dalam prakteknya.
Jika kita bagi kembali mengenai permasalahan yang berasal dari internal dan eksternal misalnya, ternyata sebagian besar permasalahan yang ada di kita adalah permasalahan yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri alias dari internal. Bayangkan saja, bukan kompetitor besar yang menjadi pesaing utama dari usaha kita.
Melainkan diri kita sendiri bagaimana bisa mengembangkan service atau layanan yang baik dari waktu ke waktu kepada para pelanggan.
Berdasarkan pengalaman yang ada kita tidak perlu pusing untuk melirik atau melakukan kajian benchmarking mengenai apa yang sedang dilakukan dan yang akan dilakukan oleh pesaing kita.
Hal yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kita bebenah dengan baik ke dalam, khususnya pada UKM/IKM yang memang masih berada pada tahap awal usaha. Kuncinya adalah diri kita sendiri. Bagaimana bisa melawan diri kita sendiri akan konsistensi, kegigihan, keuletan, sampai dengan kemampuan untuk memecahkan masalah demi masalah yang ada di usaha yang sedang dirintis.
Dalam banyak kasus, masalah terbesar ternyata berasal dari SDM internal. Hal ini mengapa IKM atau UKM tidak bisa naik kelas dari waktu ke waktu dan mengalami stagnasi yang berkepanjangan. Ternyata sistem tradisional yang diterapkan pada usaha kecil tersebut dapat membuat proses pengembangan usaha menjadi ewuh pekewuh diantara pemilik dengan tenaga kerja. Dengan dekatnya interaksi langsung dari sang pemilik usaha dengan tenaga kerja tersebut tentunya hal ini bisa menjadi suatu kekurangan tersendiri dari sang pemilik usaha tersebut. Saking dekatnya dengan tenaga kerja akan membuat tenaga kerja menjadi besar kepala dan sebagian besar berakhir “ngelunjak”.
Oleh karena itu pentingnya menjaga jarak dari para pemilik usaha dengan tenaga kerja yang di rekrut. Salah satunya adalah untuk menjaga wibawa sang bos agar ucapannya dapat didengar dengan mudah oleh para pengikutnya. Permasalahan selanjutnya adalah permasalahan personal yang digabung dengan permasalahan yang ada pada usaha itu sendiri. Ingat yang harus dipisah tidak hanya masalah keuangan tapi juga masalah personal antara bisnis dengan pribadi.
Karyawan yang iri jika pekerjaan diberikan kepada pihak lain
Jika kita bicara mengenai industri yang menggunakan hitungan tenaga kerja borongan hal ini sangat mungkin terjadi. Ada anggota produksi kita yang mengetahui bahwa perusahaan melempar proyek ke orang lain karena dianggap untuk mempercepat proses produksi perusahaan. Di sisi tenaga kerja tersebut bilang bahwa ia masih mampu untuk bekerja sesuai dengan targetnya. Padahal nyatanya tidak.
Tidak berhenti di situ saja ternyata sang pekerja tersebut juga ‘memberikan arahan’ agar supaya manajemen perusahaan yang masih skala kecil ini tidak memberikan pekerjaannya kepada siapapun kecuali dia. Padahal dapat dibayangkan dalam kemajuan usaha yang begitu cepat hal ini tentunya akan sangat merugkan bagi perusahaan secara umum.
Fokus pada pekerjaan masing-masing
Untuk dapat membuat manajemen teratur adalah dengan menetapkan sistem. Salah satunya ada masalah pengorganisasian. Siapa yang mengerjakan apa. Dengan adanya pengorganisasian yang baik tidak akan ada lagi orang lain mengerjakan pekerjaan orang lain. Orang yang sudah di plot dalam suatu pekerjaan harus memenuhi seluruh kewajiban kerjanya sampai dengan selesai.
Pada pola UKM yang masih sangat kecil dan dengan manajemen tradisional berdasarkan asas kekeluargaan, terkadang hal ini tidak mudah dilakukan. Pada suatu kondisi sang bos juga merasa tidak enak kepada anak buah. Kemudian anak buah menjadi dimanja dan besar kepala. Untuk menghindari hal tersebut sebagai seorang pimpinan hendaknya memberikan arahan dan bimbingan yang mendidik sejak awal jangan sampai anggota kita “ngelunjak” yang nantinya malah jadi sulit di atur.
Bagi yang sudah kejadian dan sudah saling mengenal antara anak buah dan bos, terkadang menjadi sulit diterapkan. Motivasi mengenai sesuatu yang memang seharusnya dijalankan dalam sistem seakan hanya menjadi angin lalu bagi anak buah. Masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri. Oleh sebab itu, dibutuhkan ketegasan agar sistem tersebut bisa berjalan sesuai dengan yang sudah di rancang perusahaan.